Kamis, 29 Desember 2016

sistem indera



SISTEM PENGINDRAAN (Sistem Perkemihan)
            Pancaindra adalah organ-organ akhir yang di khususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantaraan yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirakn. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, pengelihatan, penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
            Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas tempat setiap organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus drai lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui saraf ke pusat susunan saraf. Organ indra dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, oragan indra umum seperti resptor raba tersebar di seluruh tubuh dan organ indra khusus seperti puting pengecap yang penebarannyaterbatas pada lidah.


            Indra pengelihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okulasi assesoria (alat bantu mata). Saraf indra pengelihatan, saraf optikus (urat saraf cranial kedua), mucul dari sel-sel ganglion dalam retina, berhubungan untuk membentuk saraf optikus.

Organ okuli assesoria
            Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari:
1.      Kavum orbita, merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan pucaknya mengarah ke depan, dan ke dalam. Dinding rongga mata di bentuk oleh tulang: os frontalis, os zigomatikum, os sfenoidal, os etmoidal, os palatum, os lakrimal. Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan apparatus lakrimalis.
2.      Supersilium (alis mata) merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang melekung, di tumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari sinar matahari ang sangat terik.
3.      Palpebra (kelopak mata) merupakan dua buah lipatan orbita dan potongan kulit yang terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan membuka mata).
4.      Apparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk kedalam sakus konjungtiva. Melalui bagian depan bola mata terus ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasomakrilaris terus kemeatus nasalis inferior.
5.      Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ektrinsik mata, terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot di antaranya melekat dengan os vakum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
6.      Muskulus rektur okuli beririgo pada anulus tendineus komunis, yang menyerupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus. Strabismus (juling) di sebabkan tidak seimbangannya, atau paralisis kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.
7.      Kongjungtiva. Permukaan dalam kelopak mata di sebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi.

OKULUS
             Okolus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari organ visus.

Tunika Okuli
1.      Kornea, merupakan selaput tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membrane pupil dan iris.
2.      Sklera, merupakan lapisan fibrosa elastic yang merupakan bagian dinding bagian luar bola mata dan membentuk bagian putih mata.

Tunika Vaskulosa Okuli
            Tunika vaskulosa okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi tiga :
1.      Koroid
2.      Korpus siliaris
3.      Iris

Tunika Nervosa
            Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina, di bagi tiga:
1.      Pars optika retina
2.      Pars siliaris
3.      Pars iridika

FISIOLOGI PENGELIHATAN
            Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk tranduksi sinar. Apparatus optik mata membentuk dan mempertahankan ketajaman fokus objek dalam retina.

Pembentukan Bayangan
            Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari bayangan objek retina. Bayangan dalam fovea di retina selalu lebih kecil dan terbalik dari ojek nyata.

Respons Bola Mata Terhadap Benda
            Relaksasi m.siliaris membuat ligamentum tegang, lensa tertarik sehingga bentuknya lebih pipih. Keadaan ini akan memperpanjang jarak fokus. Bila benda dengan mata maka otot berkonstraksi agar lengkung lensa meningkat. Jika benda jauh, m.siliaris berkonstraksi agar pipih supaya bayangan benda pada retina menjadi tajam.

Lintasan Penglihatan
            Setelah implus meninggalakn retina, implus ini berjalan ke belakang melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang ke sisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina.

INDRA PENDENGAR
            Indra pendengar merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Anatomi telinga terdiri dari telinga bagian luar, tengah, dan dalam.

Telinga bagian luar
            Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara yang datang dari luar masuk kedalam telinga. Meatus akustikus eksterna (liang telinga).

Telinga Bagian Tengah
            Kavum timpani, rongga di dalam mulut tulang temporalis yang didalamnya terdapat buah tulang pendengaran yaitu maelus, inkus, dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpani.

Telinga Bagian Dalam
            Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pylorus tempolralis, terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini di sebut labirin.
Labirintus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan yang dinamakan perilimfe.
1.      Vestibulum
2.      Koklea
3.      Kanalis semisirkularis

Labirintus membranosus, terdiri dari;
1.      Utrikulus
2.      Sarkulus
3.      Duktus semisirkularis
4.      Duktus koklearis

Fisiologi Pendengaran
            Proses mendengar ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan membrane timpani bergetar.

INDRA PENCIUMAN
            Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktiorus. Serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal dengan olfaktori. Nervus olfaktorius di lapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, terjalin dengan serabjut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil. Saraf olfaktiorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis. Pada konka nasalis terdpat tiga pasang karang hidung:
1.      Konka nasalis superior
2.      Konka nasalis media
3.      Konka nasalis inferior

Fisiologi Penciuman
            Bau yang masuk kedalam hidung akan merangsang saraf (nervus olfaktorius) dari olfaktorius. Indra bau bergerak melalui trankus olfaktorius dengan perantara stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat perasaan itu ditafsirkan.



INDRA PENGECAP
            Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus pengecap. Lidah terdiri dari dua kelompok yaitu intrinsic melakukan gderakan halus dan otot ekstrinsik yang melaksanakan gerakan kasar pada waktu mengunyah dan menelan.
Lidah terbagi menjadi:
1.      Radiks lingua (pangkal lidah)
2.      Dorsum lingua (punggung lidah)
3.      Apeks lingua (ujung lidah)

Fisiologi pengecap
            Fungsi indra pengecap adalah untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak dan sebagai alat refleks. Dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar