Kamis, 29 Desember 2016

sistem urinery



SISTEM URINERY (Sistem Perkemihan)
            Sistem urinaria/urinary adalah suatu sistem tempat terjadina proses penaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat ang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat ang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

GINJAL
            Ginjal suatu kelenjar ang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Fungsi ginjal:
1.      Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
2.      Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
3.      Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4.      Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5.      Nengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatini, dan amoniak.

Struktur Ginjal
            Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luat terdapat lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang yang di sebut pyramid.

Fisiologi Ginjal
Ginjal berfungsi :
1.      Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh
2.      Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma
3.      Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh
4.      Ekresi sisa hasil metabolisme
5.      Fungsi hormonal dan metabolisme

PROSES PEMBENTUKAN URINE
            Glomerulus berfungsi sebagi ultrafiltrasi pada simpai Bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus.
            Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada tiga tahap pembentukan urine:
1.      Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan drah kecuali protein.

2.      Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secar pasif yang di kenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tulubus atas. Sedangkan pada tulubus ginjal bagian bawah terjadi lagi penyerapan natrium dan ion bikarbonat.

3.      Proses sekresi
Sisanya penerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan di teruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter dan masuk ke vesika urineria.

URETER
            Terdiri dari dua saluran pipa, masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (veska urinaria), panjangnya kurang lebih 25-30 cm, dengan penampang kurang lebih 0,5 cm.
Lapisan dinding ureter terbagi dari:
1.      Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2.      Lapisan tengah lapisan otot polos
3.      Lapisan sebelah kanan dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding uereter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kemih (vesika urenerina). Gerakan peristalik mendorong urine melalui ureter yang diekresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretalis masuk ke dalaam kandungan kemih.

Pembuluh darah ureter
a.       Arteri renalis
b.      Arteri spermatika interna
c.       Arteri hipogastrika
d.      Arteri vesikalis inferior

VESIKA URINARIA
            Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang di kelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medium.

URETRA
            Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Uretra Pria
            Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya kurang lebih 20 cm. Ureter pada laki-laki terdiri dari:
1.      Uretra prostatia
2.      Uretra membranosa
3.      Uretra kavernosa


Uretra wanita
            Uretra pada wanita, terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring  sedikit kea rah atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis ( sebelah luar), lapisan spengoesa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletakak di sebelah atas vagina (antar klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. Urerta ini menembus fasia diafragma urogenitalis dan orifisium eskterna langsung didepan permukaan vagina, 2,5 cm dibelakang gland klitoris.

BERKEMIH
            Distensi kantung kemih, oleh air kemih akan merangsang stress reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah kurang lebih 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi refleks konstraksi dinding kandung kemih, dan pada saat ang sama terjadi relaksasi sfingter internus, segera diikuti oleh relaksasi sfingter eksternus, akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. Rangsangan menyebabkan konstraksi kandung kemih dan releksasi sfinger internus di hantarkan melalui serabut-serabut saraf simpatis.

Releks Berkemih
            Sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sakral medulla spinalis melalui nervus pelvikus kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih melalui saraf parasimpatik. Ketika kandung kemih berisi sebagian, konstarksi berkemih biasanya secara spontan berelaksasi. Setelah beberapa detik otot detrusor berhenti berkontraksi dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi bertambah sering dan menebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat.
            Refleks berkemih adalah refleks medulla spinalis yang seluruhnya automatik, tetapi dapat di hambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak.

URINE
            Mikturisi ( berkemih) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat pensarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berada sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa endapan, bunyi tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.


Komposisi Urine
            Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air, zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin, elektrolit (natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat, dan sulfat), pigmen (bilirubin , urobilin), toksin, hormone.

Sifat Fisis dan Komposisi urine
1.      Jumlah eksresi dalam 24 jam kurang lebih 1500 cc, bergantung pada pemasukan cairan danm faktor lainnya.
2.      Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. Warna, kuning bergantung pada kesepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
3.      Bau, bauh khas dari kantung kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak. Berat jenis 1,015-1,020.
4.      Reaksi asam, makin lama menjadi alkalis, juga berhubungan pada diet, (saur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).


sistem indera


SISTEM PENGINDRAAN (Sistem Perkemihan)
            Pancaindra adalah organ-organ akhir yang di khususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantaraan yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirakn. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, pengelihatan, penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
            Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas tempat setiap organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus drai lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui saraf ke pusat susunan saraf. Organ indra dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, oragan indra umum seperti resptor raba tersebar di seluruh tubuh dan organ indra khusus seperti puting pengecap yang penebarannyaterbatas pada lidah.


            Indra pengelihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okulasi assesoria (alat bantu mata). Saraf indra pengelihatan, saraf optikus (urat saraf cranial kedua), mucul dari sel-sel ganglion dalam retina, berhubungan untuk membentuk saraf optikus.

Organ okuli assesoria
            Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari:
1.      Kavum orbita, merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan pucaknya mengarah ke depan, dan ke dalam. Dinding rongga mata di bentuk oleh tulang: os frontalis, os zigomatikum, os sfenoidal, os etmoidal, os palatum, os lakrimal. Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan apparatus lakrimalis.
2.      Supersilium (alis mata) merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang melekung, di tumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari sinar matahari ang sangat terik.
3.      Palpebra (kelopak mata) merupakan dua buah lipatan orbita dan potongan kulit yang terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan membuka mata).
4.      Apparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk kedalam sakus konjungtiva. Melalui bagian depan bola mata terus ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasomakrilaris terus kemeatus nasalis inferior.
5.      Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ektrinsik mata, terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot di antaranya melekat dengan os vakum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
6.      Muskulus rektur okuli beririgo pada anulus tendineus komunis, yang menyerupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus. Strabismus (juling) di sebabkan tidak seimbangannya, atau paralisis kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.
7.      Kongjungtiva. Permukaan dalam kelopak mata di sebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi.

OKULUS
             Okolus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari organ visus.

Tunika Okuli
1.      Kornea, merupakan selaput tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membrane pupil dan iris.
2.      Sklera, merupakan lapisan fibrosa elastic yang merupakan bagian dinding bagian luar bola mata dan membentuk bagian putih mata.

Tunika Vaskulosa Okuli
            Tunika vaskulosa okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi tiga :
1.      Koroid
2.      Korpus siliaris
3.      Iris

Tunika Nervosa
            Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina, di bagi tiga:
1.      Pars optika retina
2.      Pars siliaris
3.      Pars iridika

FISIOLOGI PENGELIHATAN
            Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk tranduksi sinar. Apparatus optik mata membentuk dan mempertahankan ketajaman fokus objek dalam retina.

Pembentukan Bayangan
            Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari bayangan objek retina. Bayangan dalam fovea di retina selalu lebih kecil dan terbalik dari ojek nyata.

Respons Bola Mata Terhadap Benda
            Relaksasi m.siliaris membuat ligamentum tegang, lensa tertarik sehingga bentuknya lebih pipih. Keadaan ini akan memperpanjang jarak fokus. Bila benda dengan mata maka otot berkonstraksi agar lengkung lensa meningkat. Jika benda jauh, m.siliaris berkonstraksi agar pipih supaya bayangan benda pada retina menjadi tajam.

Lintasan Penglihatan
            Setelah implus meninggalakn retina, implus ini berjalan ke belakang melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang ke sisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina.

INDRA PENDENGAR
            Indra pendengar merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Anatomi telinga terdiri dari telinga bagian luar, tengah, dan dalam.

Telinga bagian luar
            Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara yang datang dari luar masuk kedalam telinga. Meatus akustikus eksterna (liang telinga).

Telinga Bagian Tengah
            Kavum timpani, rongga di dalam mulut tulang temporalis yang didalamnya terdapat buah tulang pendengaran yaitu maelus, inkus, dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpani.

Telinga Bagian Dalam
            Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pylorus tempolralis, terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini di sebut labirin.
Labirintus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan yang dinamakan perilimfe.
1.      Vestibulum
2.      Koklea
3.      Kanalis semisirkularis

Labirintus membranosus, terdiri dari;
1.      Utrikulus
2.      Sarkulus
3.      Duktus semisirkularis
4.      Duktus koklearis

Fisiologi Pendengaran
            Proses mendengar ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan membrane timpani bergetar.

INDRA PENCIUMAN
            Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktiorus. Serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal dengan olfaktori. Nervus olfaktorius di lapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, terjalin dengan serabjut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil. Saraf olfaktiorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis. Pada konka nasalis terdpat tiga pasang karang hidung:
1.      Konka nasalis superior
2.      Konka nasalis media
3.      Konka nasalis inferior

Fisiologi Penciuman
            Bau yang masuk kedalam hidung akan merangsang saraf (nervus olfaktorius) dari olfaktorius. Indra bau bergerak melalui trankus olfaktorius dengan perantara stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat perasaan itu ditafsirkan.



INDRA PENGECAP
            Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus pengecap. Lidah terdiri dari dua kelompok yaitu intrinsic melakukan gderakan halus dan otot ekstrinsik yang melaksanakan gerakan kasar pada waktu mengunyah dan menelan.
Lidah terbagi menjadi:
1.      Radiks lingua (pangkal lidah)
2.      Dorsum lingua (punggung lidah)
3.      Apeks lingua (ujung lidah)

Fisiologi pengecap
            Fungsi indra pengecap adalah untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak dan sebagai alat refleks. Dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.


sistem indera



SISTEM PENGINDRAAN (Sistem Perkemihan)
            Pancaindra adalah organ-organ akhir yang di khususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantaraan yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirakn. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, pengelihatan, penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
            Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas tempat setiap organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus drai lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui saraf ke pusat susunan saraf. Organ indra dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, oragan indra umum seperti resptor raba tersebar di seluruh tubuh dan organ indra khusus seperti puting pengecap yang penebarannyaterbatas pada lidah.


            Indra pengelihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okulasi assesoria (alat bantu mata). Saraf indra pengelihatan, saraf optikus (urat saraf cranial kedua), mucul dari sel-sel ganglion dalam retina, berhubungan untuk membentuk saraf optikus.

Organ okuli assesoria
            Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari:
1.      Kavum orbita, merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan pucaknya mengarah ke depan, dan ke dalam. Dinding rongga mata di bentuk oleh tulang: os frontalis, os zigomatikum, os sfenoidal, os etmoidal, os palatum, os lakrimal. Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan apparatus lakrimalis.
2.      Supersilium (alis mata) merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang melekung, di tumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari sinar matahari ang sangat terik.
3.      Palpebra (kelopak mata) merupakan dua buah lipatan orbita dan potongan kulit yang terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan membuka mata).
4.      Apparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk kedalam sakus konjungtiva. Melalui bagian depan bola mata terus ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasomakrilaris terus kemeatus nasalis inferior.
5.      Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ektrinsik mata, terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot di antaranya melekat dengan os vakum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
6.      Muskulus rektur okuli beririgo pada anulus tendineus komunis, yang menyerupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus. Strabismus (juling) di sebabkan tidak seimbangannya, atau paralisis kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.
7.      Kongjungtiva. Permukaan dalam kelopak mata di sebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi.

OKULUS
             Okolus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari organ visus.

Tunika Okuli
1.      Kornea, merupakan selaput tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membrane pupil dan iris.
2.      Sklera, merupakan lapisan fibrosa elastic yang merupakan bagian dinding bagian luar bola mata dan membentuk bagian putih mata.

Tunika Vaskulosa Okuli
            Tunika vaskulosa okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi tiga :
1.      Koroid
2.      Korpus siliaris
3.      Iris

Tunika Nervosa
            Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina, di bagi tiga:
1.      Pars optika retina
2.      Pars siliaris
3.      Pars iridika

FISIOLOGI PENGELIHATAN
            Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk tranduksi sinar. Apparatus optik mata membentuk dan mempertahankan ketajaman fokus objek dalam retina.

Pembentukan Bayangan
            Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari bayangan objek retina. Bayangan dalam fovea di retina selalu lebih kecil dan terbalik dari ojek nyata.

Respons Bola Mata Terhadap Benda
            Relaksasi m.siliaris membuat ligamentum tegang, lensa tertarik sehingga bentuknya lebih pipih. Keadaan ini akan memperpanjang jarak fokus. Bila benda dengan mata maka otot berkonstraksi agar lengkung lensa meningkat. Jika benda jauh, m.siliaris berkonstraksi agar pipih supaya bayangan benda pada retina menjadi tajam.

Lintasan Penglihatan
            Setelah implus meninggalakn retina, implus ini berjalan ke belakang melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang ke sisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina.

INDRA PENDENGAR
            Indra pendengar merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Anatomi telinga terdiri dari telinga bagian luar, tengah, dan dalam.

Telinga bagian luar
            Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara yang datang dari luar masuk kedalam telinga. Meatus akustikus eksterna (liang telinga).

Telinga Bagian Tengah
            Kavum timpani, rongga di dalam mulut tulang temporalis yang didalamnya terdapat buah tulang pendengaran yaitu maelus, inkus, dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpani.

Telinga Bagian Dalam
            Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pylorus tempolralis, terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini di sebut labirin.
Labirintus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan yang dinamakan perilimfe.
1.      Vestibulum
2.      Koklea
3.      Kanalis semisirkularis

Labirintus membranosus, terdiri dari;
1.      Utrikulus
2.      Sarkulus
3.      Duktus semisirkularis
4.      Duktus koklearis

Fisiologi Pendengaran
            Proses mendengar ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan membrane timpani bergetar.

INDRA PENCIUMAN
            Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktiorus. Serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal dengan olfaktori. Nervus olfaktorius di lapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, terjalin dengan serabjut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil. Saraf olfaktiorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis. Pada konka nasalis terdpat tiga pasang karang hidung:
1.      Konka nasalis superior
2.      Konka nasalis media
3.      Konka nasalis inferior

Fisiologi Penciuman
            Bau yang masuk kedalam hidung akan merangsang saraf (nervus olfaktorius) dari olfaktorius. Indra bau bergerak melalui trankus olfaktorius dengan perantara stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat perasaan itu ditafsirkan.



INDRA PENGECAP
            Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus pengecap. Lidah terdiri dari dua kelompok yaitu intrinsic melakukan gderakan halus dan otot ekstrinsik yang melaksanakan gerakan kasar pada waktu mengunyah dan menelan.
Lidah terbagi menjadi:
1.      Radiks lingua (pangkal lidah)
2.      Dorsum lingua (punggung lidah)
3.      Apeks lingua (ujung lidah)

Fisiologi pengecap
            Fungsi indra pengecap adalah untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak dan sebagai alat refleks. Dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.